- Back to Home »
- GALERY »
- 'Lukisan Perca' Karya Irma Haryadi
Posted by : Unknown
Lukisan ini dibuat dengan menggunakan materi limbah sisa-sisa tekstil atau perca kain. Mirip dengan kolase namun lukisan jenis ini dapat lebih bervariasi dengan eksperimen penggunaan tekstur-tekstur tekstil yang paling halus termasuk cacahan tekstil atau serpihan-serpihan benang untuk menghasilkan objek dan warna yang diinginkan. Potongan-potongan kain menyatu sedemikian rupa, hingga bisa jadi materi pewarna yang agak sulit dikenali sebagai limbah sisa-sisa tekstil yang merupakan bahan baku asal. Sebagian masyarakat Indonesia mungkin telah mengenal lukisan ini yang dipopulerkan oleh Bpk. Didit Susanto sebagai tokoh yang telah berhasil mematenkan teknik lukisan tersebut dengan nama Lukisan Gombal.
Menariknya ada beberapa segi sebagai kelebihan lukisan dengan materi pewarna perca kain ini dibandingkan dengan lukisan yang menggunakan media konvensional lainnya. Beberapa kelebihan tersebut diantaranya adalah :
1.Ramah Lingkungan
Pembuatan lukisan menggunakan materi pewarna dari limbah sisai-sisa kain sehingga melalui proses daur ulang pemakaiannya telah mengurangi sampah atau pengotoran lingkungan
2.Ramah Kesehatan
Tidak seperti halnya cat konvensional yang kental bau kimiawinya, bahan baku lukisan ini tidak mengeluarkan bau menyengat, demikian pula tidak menimbulkan sisa-sisa cairan yang menghasilkan polutan lingkungan
3.Praktis dan fleksibel dalam pembuatan
Pembuatan lukisan dengan menggunakan limbah sisa-sisa tekstil tidak membutuhkan perlengkapan yang bermacam-macam sehingga dapat dilakukan di manapun dan relatif mudah dibersihkan. Limbah perca relatif mudah diperoleh sehingga baik di desa atau di daerah-daerah terpencil yang tidak ada toko tempat penjualan perlengkapan senirupa, lukisan tetap dapat dibuat.
4.Pigmentasi warna prima
Kualitas warna pada kain terbukti kuat dan pemakaiannya sebagai media lukis mempunyai karakter yang tidak dimiliki oleh cat konvensional pada umumnya.
5.Berbahan baku sangat murah
Penggunaan limbah sisa-sisa tekstil sebagai media lukis dapat mengurangi konsumerisme terhadap cat-cat lukis yang sebagian besar masih diimpor dari luar negeri.
6.Penambahan nilai ekonomis yang tinggi
Melaui proses daur ulang, limbah kain atau sisa-sisa perca yang tidak memiliki nilai ekonomis dapat diubah menjadi karya estetika yang memiliki nilai jual yang luar biasa. Selama ini sisa-sisa kain digunakan sebagai bahan pendukung produksi kerajinan seperti quilting atau penambah isi jok meubeler namun ini tidak menghasilkan nilai ekonomis yang maksimum.
7.Perawatan lukisan yang mudah
Bilamana diperlukan lukisan perca dapat dicuci dengan air biasa dan sabun setiap jangka waktu sepuluh tahun. Lukisan disikat lembut dan setelah dikeringkan dicoating lagi dengan liquid adhesive/ lem kertas transparan.
8.Daya tahan kuat
Kualitas lukisan perca dapat menjadi benda cagar budaya karena mempunyai daya tahan yang kuat dan tidak memerlukan perlakuan yang khusus sebagaimana dilakukan terhadap lukisan bermedia lain untuk jangka waktu yang lama.
9.Dapat dipindahkan ke media yang berbeda (Removable)
Keistimewaan lainnya dari lukisan dengan bahan perca yakni dapat dipindahkan ke media lain dengan jenis bahan yang sama (misal kain kanvas) atau jenis bahan yang lainnya.
10.Penciptaan lapangan kerja dan komoditas perdagangan
Dengan berbagai kelebihan sebagaimana tersebut di atas penyebarluasan keahlian atau keterampilan dalam pembuatan karya lukisan perca dapat menciptakan lapangan kerja baru untuk berbagai kalangan atau latar belakang pendidikan maupun status sosial. Karya-karya yang dihasilkan dapat berpotensi menjadi komoditas-komoditas perdagangan yang dapat disukai masyarakat luas.
Tentang Pelukis
Karya lukisan ini dibuat oleh Irma Haryadi. Pelukis mulai mengenal karya lukis dengan menggunakan kain perca sebagai media pewarna dari Bpk. Didit Susanto pada tahun 2004 di Museum Tekstil. Baru sejak Juni 2007, mulai intensif menekuni untuk terus berkarya serius dalam menghasilkan karya-karya lukis perca yang memiliki berbagai kelebihan atau keistimewaan bagi dirinya. Lahir di Grobogan Jawa Tengah, 9 Desember 1966, saat ini pelukis bertempat tinggal di Jl. Mampang Tendean Gg. Raden Saleh, Jakarta Selatan. Pada saat ini jika terdapat pemasukan dari penjualan hasil karya lukisan dalam jumlah yang memadai, pelukis bermaksud mendedikasikan sebagian dari jumlah tersebut untuk pengembangan atau pendirian workshop dengan tujuan :
1.Pembinaan generasi muda bagi penciptaan lapangan kerja dan keterampilan yang berguna untuk peningkatan kesejahteraan
2.Pemanfaatan limbah tekstil non ekonomis bagi pemeliharaan atau pelestarian lingkungan
Posting Komentar