Posted by : Unknown

Kepal-SPI (Keluarga seni pinggiran anti kapitalisasi - Serikat Pengamen Indonesia). Berawal dari organisasi pengamen progresif yang berkarya dengan tema-tema sosial politik, lalu ada niatan untuk membakukan karya-karya mereka ke dalam bentuk kaset/CD, agar nilai-nilai baik di lagu-lagu mereka tersebar luas dan bisa didengar banyak orang. Maka, di awal tahun 2006, keluarlah album pertama; Turun Ke Jalan. Anak-anak Kepal-SPI memang senang guyon, nyeleneh plus tingkah polah lain yang kerap mengundang tawa, tapi saat bermusik mereka cukup serius. Dari beberapa kali pengamatanku melihat aksi panggung mereka, I Bob si vokalis sangat komunikatif dengan penonton. Tidak hanya (melulu) agitatif seperti banyak dilakukan band-band progresif lain, tapi juga mampu menghilangkan jarak dengan penonton; mengajak bernyanyi bareng, memberi tebakan berhadiah pin/sticker, memperkenalkan album mereka, hingga penonton betah menyaksikan dan bertahan hingga bubar.
Tumbuh dari keluarga seni musik dan nyanyi dari masyarakat yang terpinggirkan dan berdiri pada 17 agustus 2001 di Yogyakarta. Pada mulanya kelompok ini bernama Serikat Pengamen Indonesia (SPI) yang lahir tgl 30 September 1994 dan itu menjadi wadah pengamen se-Indonesia sehingga dalam perjalanannya dan berkembang tuk menjadikan semangat seni musik dan nyanyi ditengah masyarakat miskin yang rindu dengan suara lagu perjuangan, syair pembebasan dari sebuah keprihatinan melihat, mendengar dan merasakan.
Maka Serikat Pengamen Indonesia (SPI) mendeklarasikan kelompok musik KePAL-SPI. KePAL_SPI sudah mengeluarkan 3 album, yaitu : Turun Kejalan (2005), Pesta Topeng Monyet (2009),dan  Anak Indonesia (2011). Dalam perkembangan organisasi Serikat Pengamen Indonesia (SPI) akhir tahun 2009 berganti nama menjadi Serikat Kebudayaan Masyarakat Indonesia (SeBUMI). KePAL_SPI adalah bagian dari corong propaganda SeBUMI. Disitulah kami bergerak, bermusik, bernyanyi dan memberikan pencerahan buat massa depan bangsa dan rakyat.

Total Tayangan Halaman


counter web

Categories

Diberdayakan oleh Blogger.

Translate

- Copyright © Diaspora -- Powered by Blogger - Designed by Efrial Ruliandi Silalahi -