Posted by : Unknown

“Apa guna punya ilmu tinggi, kalau hanya untuk mengibuli..
Apa Guna banyak baca buku, kalau mulut kau bungkam melulu..”

Lirik lagu yang begitu menggugah ini terdengar merdu keluar dari petikan nada gitar dan lantunan suara Dompak Halomoan Tambunan, musisi Reggae Kerakyatan yang akrab dikenal kalangan gerakan pro demokrasi melalui Band “Red Flag” yang sejak era perjuangan reformasi telah melahirkan banyak lagu penyemangat perjuangan seperti “Tidur Jangan” yang ngetop dan dengan mudah bisa kita download di internet.

RedFlag terbentuk di tahun 2004 berawal dari Dompak Halomoan Tambunan (vokal, gitar, penulis lagu ) yang merupakan seorang mahasiswa/aktifis menggagas sebuah band dengan mengajak rekan-rekannya sekampus bergabung seperti Richard Simare Mare ( lead ), Epe ( Bass ), Zai ( drum ). tapi tepatnya 2 hari sebelum tanggal 18 Maret 2006 yaitu launcing Album 1" Kalo Ditindas Ya Melawan..!! Zai ( drumer ) meninggal dunia karena tabrak lari. dan pas launching album digantikan oleh Okta Bro hingga tahun 2009. Dan sejak tahun 2011 komposisi RedFlag pun berubah menjadi : Dompax RedFlag ( Gitar, Vocal ), Ricky Ompong ( Bass ), Tile ( keyboard ), Rangga ( Lead ), Qiwil ( Perkusi ), + additional drumer.  RedFlag melaunchingkan album keduanya " RESIST..!! berisi 10 lagu. pada tanggal 18 Maret 2011 di Kafe Gallery ( Taman Ismail Marzuki ), dan sekarang RedFlag kembali merilis album barunya.. hmmm.. kira-kira apa yah namanya? saat dikonfirmasi melalui via telpon sang vokalis menegaskan ini adalah mini album yang lagu-lagunya tak kalah keren dari album-album yang sebelumnya. Kita tunggu aja debut mereka nanti..

Band Reggae dari Lampung ini seperti hendak mengembalikan semangat/roh musik reggae yang anti penindasan itu. Begitu banyak komunitas musik reggae yang ada tapi hanya sedikit sekali yang menjadikannya sebagai alat pembebasan kaum buruh yang diperlakukan tak adil oleh elit-elit kekuasaan; seperti lagu-lagu milik ikon reggae dunia; Bob Marley. Red Flag, satu dari sekian banyak grup reggae itu coba mengembalikan semangat pembebasan reggae ke rel yang sejatinya. Maka tanpa ragu mereka melantunkan Buruh Tani, Fighf For Socialism, G/28/S/TNI dsb pada album ‘One Song One Struggle’.

Red Flag sepertinya ingin bilang bahwa reggae tak hanya gaya rambut dreadlock atau biasa disebut gimbal, tak sekedar atribut merah-kuning-hijau, tapi reggae adalah pesan-pesan untuk membangkitkan semangat pembebasan. Seperti semangat pada lirik lagu Bob Marley "emancipate yourself from mental slavery, none but ourselves can free our minds" dari lagu Redemption Song yang merupakan ajakan untuk meninggalkan mental budak dari diri manusia.

Red Flag yang sukses membangun Front Musik Independen dan Komunitas Front Reggae Lampung itu hendak mengajak beberapa rekan musisi local untuk bersolidaritas pada perjuangan kebudayaan, “Gua mau mencoba mempraktekan realism sosialis di kalangan musisi lokal di Lampung yang sudah cukup terkonsolidasikan, gua harap kawan-kawan musisi lain juga mulai memiliki kepekaan sosial yang bisa diwujudkan melalui karya seni kritis nya sebagai bentuk perjuangan, karena cita-cita Bangsa yang berdaulat dan mandiri harus diperjuangkan di segala sektor kehidupan rakyat, termasuk di bidang seni budaya.” Harapnya.










Total Tayangan Halaman


counter web

Categories

Diberdayakan oleh Blogger.

Translate

- Copyright © Diaspora -- Powered by Blogger - Designed by Efrial Ruliandi Silalahi -