Posted by : Unknown



Dengan mataku sendiri di Warsawa, 
aku telah melihat peringantan kekejian terhadap Yahudi, 
kekalutan manusia akibat bom, 
perang, yang mencabik-cabik kemanusiaan dan semua yang dilahirkannya.
Tapi aku juga telah melihat apa yang dicapai oleh cinta, 
apa yang bisa dilakukan oleh kekuatan seseorang yang bahagia.
Karenanya, dan karena, diatas segalanya, 
aku begitu bergairah akan perdamaian, aku butuh kayu dan senar bagi gitarku,
agar aku bisa memaknai kesedihan dan kebahagiaan,
membasuhkan sajak bagi hati yang terbuka-lirih,
menggariskan arah yang bisa membantu kita semua takzim
serta sanggup melihat dunia dengan pandangan baru—Victor Jara.

Victor Jara (baca: Victor Hara), jelas memberi pengaruh yang sangat penting bagi musik dan kebudayaan Chile. Hidupnya merupakan cerminan negerinya, rakyatnya, dan filsafat hidupnya.

Ia dipenjara pada tanggal 11 september 1973. Di penjara, ia kukuh ingin bernyanyi, ia nyanyikan lagu Venceremos (Kita Pasti Menang)—lagu perjuangan Front Rakyat, yang dipimpin Salvador Allende—tentara geram, tak sudi mendengarkannya bernyanyi bersemangat dengan gitarnya, mereka meremukkan tangannya degan popor senjata. Akhirnya, mereka bunuh Victor Jara pada tanggal 16 september 1973, saat berusia 40 tahun.

Jenazahnya tergeletak membusuk di pinggiran kota Santiago, Chile, saat ditemukan penghuni kampung kumuh yang mengenalinya, yang menyerahkannya ke pangkuan isterinya, seorang penari balet, Joan Jara.

Penahanan dan pembunuhannya dituangkan ke dalam film Llueve Sobre Santiago (Hujan Di Santiago) yang di Chile sendiri, tak pernah ditayangkan.

Saat mengenangnya, 25 tahun kemudian, terkumpul 60.000 tanda tangan, menuntut agar Estadio Chile (stadion Chile—tempat Victor dibunuh) diganti namanya menjadi Stadion Victor Jara. Karena, pada tahun 1973, stadion tersebut, selain dijadikan tempat untuk menyiksa dan membunuh Victor, juga menjadi penjara bagi ribuan kaum kiri anggota Front Rakyat.

LATAR BELAKANG SOSIAL

Victor lahir 23 september 1938, di satu gubuk di Lonquen, satu desa kabupaten dekat Santiago. Gubuknya di batas akhir perkebunan tuan tanah Ruiz Tagle, dan dijepit batas awal perkebuan tuan tanah Fernando Prieto. Lonquen adalah desa kecil kaum tani bertanah sempit, dan desa bagi rumah-rumah buruh tani-tani yang bekerja pada segelintir tuan tanah yang menghisap bukan saja tanah, tapi juga manusia.

Victor bersaudara Maria, Georgina dan Eduardo. Ia paling muda. Istri Victor, Joan mengenang, “Victor anak buruh pembajak Chile, penyanyi rakyat Chile, artinya: benar-benar penyanyi rakyat sejati. Ibunya Amanda, bisa bermain gitar, menyanyi sambil menari berputar-putar pada saat pesta panen dan pesta pemakaman—petani Chile justru berpesta saat seseorang meninggal. Keluarganya sangat miskin. Mereka hidup di tanah pertanian yang keji, perkebunan feodal. Sering mereka tak diupah sama sekali—saat dibayar, diterimalah sekantong terigu dan buah-buahan. Buah-buahan sekedarnya saja. Setiap keluarga tani atau buruh tani punya rumah, yang tepatnya, gubuk. Kenangan Victor paling awal: pagi buta digiring ke samping rumah, disuruh mencuci muka dan kaki dengan sebaskom air. Akh..ia harus mencari kayu bakar, menyalakan api, dan menjerang air untuk menyeduh dedaunan (yang dijadikan teh) sebagai pendamping sarapan. Sarapan baginya benar-benar layaknya pesta!”

”Beberapa kenangan awalnya, aku pikir bagi dia bukanlah suatu penderitaan. Ia selalu takzim pada ibunya, seorang yang mengagumkan, katanya—begitu penuh semangat hidup; pekerja keras; kepribadiannya membuat hidup begitu berharga, segala beban penderitaan bisa ia tanggung; itulah kekuatan buat keluarganya. Ibunya merupakan bagian penting dalam hidup Victor. Ibunya mengajarkannya bermain gitar dan menari; ia pula yang mengajarkan berbagai lagu tradisional rakyat Chile; hidup bersama ibunya memberikan banyak pengaruh pada gaya musiknya. Ibunya sangat percaya pada kekuatan pendidikan, didorongnya terus Victor melanjutkan sekolah.”

Ibu Victor memutuskan pindah ke Santiago, saat Maria tersiram sepanci air panas; luka lepuh yang diderita Maria tak bisa dirawat di desanya, harus ke rumah sakit Santiago. Ibunya selalu mendapatkan jalan keluar untuk membesarkan anak-anaknya; kerja serabutan, dan akhirnya berjualan makanan di pinggir jalan dekat pasar, di Santiago. Tapi bapaknya malah meniggalkannya, pergi ke desa pegunungan.

Bapaknya Manuel, tak memberikan kenangan yang menyenangkan bagi Victor. Manuel, sebagaimana buruh Chile lainnya, menjadi brutal karena pekerjaannya, karena ketidakadilan, karena kemiskinan, disingkirkan dan dihisap, hingga mencari pelarian (tak sejati) pada alkohol. Dalam salah satu lagunya Victor berkata: ”Aku ingat raut wajah bapakku/bagai lubang di tembok/bagai lumpur campur tai sapi/dan ibuku selalu bekerja.” Saat mabuk, bapaknya selalu memukuli ibunya dan Victor. Saat ia berusia 6 atau 7 tahun, ia harus menemani bapaknya bekerja di perkebunan tuan tanah. Kadang-kadang ia menganggapnya sebagai pekerjaan luhur—sepanjang hari menuntun, manarik sapi, saat bapaknya menancapkan bajaknya ke tanah.

Victor anak yang tekun belajar, begitupun saat ia dipanggil ke luar kelas, hanya untuk mendengar berita: ibunya pingsan dan meninggal terkena serangan jantung ketika sedang melayani langganannya.

Victor praktis menjadi yatim piatu—saat ibunya meninggal, bapaknya tak mau datang ke Santiago untuk menolong dan meringankan bebannya. Sebagai remaja miskin, begitu dirundung kesedihan atas kematian ibunya. Ia hidup bersama kawan-kawannya, jarang ke sekolah. Saat berumur 15 tahun, ia tinggalkan sekolah umum, masuk seminari di San Bernando, kota kecil di selatan Santiago—ia percaya bahwa pekerjaan sebagai pastor merupakan hal yang paling penting di dunia. Tahun 1952, setelah 2 tahun asyik kemasyuk dengan agama, ia keluar dari seminari, tanpa bisa menjadi pastor, dan malah masuk ketentaraan. Tahun 1953 ia lulus dengan penghargaan, kembali ke desanya, Lonquen, tanpa pekerjaan atau masa depan, karenanya mulai mempelajari musik-musik rakyat bersama kawan-kawannya.

Tahun 1954, atas bantuan kawan-kawannya, ia masuk Universitas Chile, belajar musik, teater dan cerita-cerita rakyat, serta lulus tahun 1962. Di sini ia bertemu calon istrinya, Joan Turner, seorang dosen dari Inggris.

Di universitas inilah mulai kelihatan bakatnya sebagai sutradara, dan ia mulai menyutradarai beberapa program teater. 

KREATIVITAS DAN PERJUANGAN POLITIKNYA

Victor, selaian terlibat dalam berbagai produksi teater, juga mulai menyanyi dan mempelajari musik rakyat saat ia bertemu Violeta Parra, yang memiliki cafe di Santiago, adalah artis dan penyanyi berbakat, sangat menghormati musik dan alat –alat musik tradisional Chile. Victor turut bantu-bantu di cafe tersebut, dan mulai sering menyanyi. Saat itulah, ia juga mulai terlibat dalam politik Chile. Pada tahun 1966 ia mulai membuat album solonya yang berjudul ”Victor Jara.” Tahun-tahun kemudian ia melanjutkan karirnya sebagai sutradara, mulai meluangkan banyak waktunya untuk bernyanyi dan aktivitas politik. Akhirnya, tahun 1970 ia meninggalkan kehidupan teater, lebih banyak meluangkan waktunya untuk rakyat Chile melalui lagu-lagunya.

Kecintaanya pada drama dan musik menghasilkan prestasi sebagai pemenang Festival Lagu Baru Chile, dengan lagu gubahannya Plegaria de un Labrador (Doa Seorang Buruh Tani). Ia juga adalah Direktur Lembaga Teater Universitas Chile, tempat ia mengajar seni pentas sampai tahun 1967. Selain sukses dalam karir musiknya, Victor juga mengorganisir pementasan Viet-Rock, opera rock tentang perang Vietnam. Dan kecintaanya terhadap seni kerakyatan justru melahirkan album yang berjudul ”Rakyat” yang oleh kritikus digolongkan sebagai karya musik yang kompleks. Bahan-bahan untuk album tersebut dilandasi pada pengakuannya sendiri bahwa ia juga adalah penghuni perumahan Herminda de la Victoria—perumahan bagi para tuna wisma—yang digusur.

Sisa hidupnya merupakan proses tak henti-hentinya berkreasi dan belajar, baik dalam musik maupun teater. Dibimbing oleh perasaan akan keadilan, ia bekerjasama erat dengan Partai Komunis Chile. Lagu-lagu dan karya teaternya mencerminkan kehidupan buruh tani Chile. Ia menggubah lagu-lagu yang begitu indah tentang pekerja, tentang pembuat tali rami, tentang penenun, tentang tukang cukur, tentang mereka yang membuat bajak, tentang buruh-buruh sederhana, yang membaktikan hidupnya bagi keadilan sosial.

Lagu-lagu Victor penuh dengan pemikirannya tentang rakyat Chile. Ia sangat mencintai para pekerja keras di kota kecil dan pedesaan, dan banyak lagu-lagunya dihaturkan untuk menghormatinya. Juga karena kecintaan yang sangat dalam pada rakyatnya, lagu-lagunya banyak menyerang ketidakadilan dalam masyarakat atau skandal politik di negerinya. Victor merupakan bagian penting dalam gerakan lagu-lagu Amerika Latin—apa yang disebut sebagai Nueva Cancion (Lagu Baru). Gerakan tersebut banyak melibatkan aktivis revolusioner Amerika Latin, dan semua artis Nueva Cancion memiliki kesamaan tujuan dan pemikiran. Akhirnya, gagasan-gagasan politik Victor merupakan bagian yang sangat penting dalam lagu-lagunya. Ia sangat percaya pada filsafat (jeneral) komunisme, layaknya banyak penyanyi progresif di Amerika Latin, karena menjanjikan hidup yang lebih baik bagi rakyatnya.

Begitu kental ketara cita-cita politiknya ia curahkan saat mendukung pencalonan Salvador Allende sebagai presiden Chile di tahun 1973. Victor sangat bergairah mendukung proses revolusioner tersebut. Hingga ia kemudian menjadi target kebencian kaum kanan, sebagaimana juga terhadap pekerja kebudayaan yang terlibat sepenuhnya dalam mensukseskan usaha revolusi. Allende menjuluki seniman-seniman tersebut sebagai ”orang yang berperasaan bagai anggur merah dan roti harum-manis.”

Allende merupakan bagian dari Koalisi Rakyat Bersatu (sub-seksi Partai Komunis Chile) dan Victor, bersama dengan penyanyi-penyanyi Chile lainnya, menyuguhkan konser untuk menghormati tujuan-tujuan politik Allende. Allende sendiri adalah calon presiden progresif yang sangat mencintai rakyat Chile. Koalisi Rakyat Bersatu punya rencana untuk menambah jumlah perumahan, dan memberikan pengobatan/perawatan kesehatan gratis. Salah satu konser terbesar yang bertujuan mengkampanyakan program Allende tersebut adalah konser di Stadion Chile. Banyak artis terlibat mendukung program Allende tersebut. Pada akhirnya, kampanye Allende sukses luar biasa—tahun 1973. Doktor Salvador Allende, anggota Partai Sosialis Chile, menjadi presiden sosialis pertama yang dipilih di Amerika Latin. Allende terpilih sebagai presiden Chile setelah memberikan beberapa kompromi dan manuver politik.

Namun demikian, banyak yang menentang kampanye pemilihan Allende. Pada tanggap 11 maret 1973, tentara yang dipimpin oleh Laksamana Toribio dan Jenderal Angkatan Darat Augusto Pinochet, dengan dibantu pemerintah Amerika Serikat (CIA), melancarkan kudeta brutal. Ribuan pimpinan dan pendukung Koalisi Rakyat Bersatu dipenjarakan, ratusan ditembak mati. Allende ”bunuh diri” setelah berikrar: ”Hanya kematianlah yang bisa memaksaku menyerahkan jabatan kepresidenanku.”

Akhirnya tentara dengan dibantu CIA mengambil alih kekuasaan. Pada hari tragedi tersebut, Victor sedang mengajar di Universitas Tehnik Negeri, yang dikurung tentara, yang sedang mencari Victor. Kemudian tentara membawa Victor dan tahanan pollitik lainnya ke Stadion Chile, tempat ia menyelenggarakan konser untuk kampanye Allende. Victor dipenjara selama 5 hari yang penuh siksaan mengerikan. Selama hari-hari itu, ia dipaksa mendekam di penjara yang dingin dan kotor tanpa diberi makan dan minum. Tapi—menurut kesaksian kawan-kawannya sesama tahanan—ia selalu memperhatikan keselamatan dan kesejahteraan tahanan lainnya. Di sana, tentara menyiksa dan membunuh banyak tahanan. Mereka meremukkan tangan Victor (banyak kesaksian yang menyatakan bahwa tangan Victor dipotong, tapi dalam buku Joan Jara, isterinya, saat ia melihat jenazah suaminya dengan tangan remuk) hingga ia tak bisa memainkan gitar, namun Victor tetap menyanyikan lagu-lagunya. Walau dalam siksaan yang mengerikan, Victor tetap menyanyikan lagu perjuangan Koalisi Rakyat Bersatu yang sangat indah itu. Selesai menyanyikannya, ia menerima siksaan yang begitu berat, dan akhirnya ditembak di dagunya secara brutal dengan senapan mesin, gugur.

Setelah jenzahnya ditemukan, Joan Jara sempat menghaturkan pemakaman bagi suaminya secara layak. Setelah kudeta, karena banyak masalah politik, Joan dipaksa meninggalkan negerinya dengan membawa rekaman rahasia Victor.

Bahkan sampai sekarang, curahan lagu-lagu kemanusiaan dan politik Victor begitu dihormati di seluruh dunia, dan cita-cita Nueva Cancion serta musik politiknya secara umum tetap sangat berpengaruh kuat. Hidup Victor merupakan contoh indah penyanyi yang cerdik dan tulus, yang lantang diungkapkan dalam lagu-lagunya. Hasilnya, lagu-lagu Victor merupakan kesaksian atas kekuatan dan pandangan positif hidupnya. Victor, dari Chile, kawan yang besar, sederhana, penggubah indah, penyair rakyat, suami yang dicintai, musisi rakyat, lelaki mandiri, pahlawan rakyat, dibunuh secara pengecut oleh tentara Chile pada 15 september 1973, di stadion Chile. Tangannya diremukkan, hidupnya disiksa. Tapi kenangan tetap hidup... selamanya.

GERAKAN KEBUDAYAANYA

”Tak ada Revolusi Tanpa Lagu-Lagu!” Itulah spanduk besar yang dipampangkan saat kampanye Salvador Allende, yang menunjukkan pengaruh bahwa gerakan Nueva Cancion sangat kuat tertanam dalam proses politik Chile. Lagu-lagu digunakan untuk mengungkapkan dukungan bagi Allende dan cita-cita politiknya. Nueva Cancion merupakan cerminan perasaan panyanyi dan penulisnya sebagai dedikasi bagi negerinya, dan memiliki pengaruh yang kuat pada musik Chile dan negeri-negeri Amerika Latin lainnya.

Budaya tradisional negeri Chile sangat penting pengaruhnya pada Nueva Cancion. Sebagai contoh, musik tradisional Victor mendapat pengaruh dari ibunya, dan terus berpengaruh dalam karya-karya selanjutnya. Dalam rasa hormatnya pada musik tradisional, ia juga menggunakan peralatan musik tradisional. Artis-artis Nueva Cancion sangat menghormati kaum tani dan buruh negeri tersebut—yang mereka anggap paling berjasa mewariskan, memelihara tradisi musik dan kebudayaan rakyat Chile. Ungkapan-ungkapan Nueva Cancion mengabaikan hal-hal materialistik dan lebih memfokuskan diri pada perasaan dan pemikiran rakyat negeri Chile. Perubahan fokus tersebut bukanlah merupakan ekspresi pribadi, bagaimanapun juga—Nueva Cancion telah digunakan sebagai senjata politik untuk menyerang sistim pemerintahan. Ringkasnya, Nueva Cancion memiliki kepercayaan bahwa lagu-lagu bisa digunakan untuk mengatasi masalah negeri. Kekuatan Nueva Cancion datang dari kemampuaanya untuk memulai dukungan bagi revolusi di Chile.

Seluruh artis Nueva Cancion memiliki beberapa kesamaan. Pertama, mereka memiliki kecintaan yang sangat besar terhadap orang-orang miskin, dan hormat pada kebudayaan, peralatan serta musik rakyat. Kedua, karya-karyanya bertujuan untuk memperbaiki kondisi negeri agar lebih baik, khususnya buruh dan tani miskin. Menurut mereka, rakyat kecil tersebut tak memiliki pimpinan yang bisa mengungkapkan kebutuhannya, dan penyanyi serta penulis lagu Nueva Cancion wajib mengungkapkan suara mereka, menyalurkannya, hingga berhadapan langsung dengan pemerintah. Hasilnya, artis-artis Nueva Cancion banyak yang bisa mengatasi ketidakadilan di Chile.

Sejarah Nueva Cancion sarat dengan kejadian-kejadian politik Amerika Latin. Sejak sebelum tahun 1950, AS telah mewanti-wanti pengaruhnya bagi negeri-negeri Amerika Tengah dan Selatan. Berkali-kali AS memanipulasi peristiwa-peristiwa di negeri-negeri tersebut demi keuntungannya. Orang-orang berpendidikan dan tak berpendidikan di negeri-negeri tersebut merasakan pengaruh itu, dan berkali artis-artis Nueva Cancion mengunakan pandangan rakyat tersebut sebagai tema-tema lagunya. Tujuan-tujuan politik Nueva Cancion sering bertentangan dengan pemerintah (yang dipengaruhi AS). Penghancuran imperialisme merupakan bagian penting dalam karya-karya Nueva Cancion.

Nueva Cancion dimulai di Argentina, saat negeri ini berada di bawah kekuasaan rejim Peron. Di Argentina Nueva Cancion digunakan untuk menghidupkan kembali lagu-lagu tradisional mereka. Jadi, fokus artis-artis Nueva Cancion adalah menemukan kembali dan mengajarkan musik tradisional Argentina. Saat gerakan Nueva Cancion meluas ke Chile, ia mulai mempengaruhi politik negeri tersebut. Violeta Parra lah yang paling berjasa dalam pembangunan awal gerakan Nueva Cancion di Chile. Dia bukan saja mahasiswi musik tradisional Chile, tapi juga memiliki kepedulian pada problem-problem ketidakadilan dan kemiskinan di negerinya. Setelah berkenalan denga Victor, ia banyak meluangkan waktu bersamanya. Musik Victor dikembangkan berdasarkan suatu kombinasi antara pengalaman hidupnya dengan pengetahuan Voileta Parra. Sebagaimana bisa dilihat dari kehidupan Victor, musiknya memiliki dampak yang besar bagi negerinya. Kebesaran gerakan Nueva Cancion terlihat saaat pemilihan Presiden Salvador Allende—anggota Koalisi Rakyat Bersatu, yang bergerak di bawah platform reformasi. Dengan kematian Victor, musik dan kekuatan Nueva Cancion justru tambah berkembang di Chile, walau banyak upaya pemerintah menindasnya. Musik Victor dan penyanyi-penyanyi lainnya dirampas dan dilarang disiarkan di radio, dan dua kelompok penting Nueva Cancion di Chile justru bertambah, Quilapayun dan Inti Illimani, diusir dari negerinya selama beberapa tahun. Tapi sekarang, ide-ide Nueva Cancion telah kembali ke Chile. Pada tahun 1990 setelah tersingkirnya diktator penindas, diselenggarakn perayaan besar untuk menghormati Victor, dengan tema ”Lagu Kebebasan,” menampilkan berbagai kelompok yang memainkan alat-alat tradisonal dan mengungkapakan ide-ide Nueva Cancion.

Disamping karya-karya Victor di Chile, ide-ide Nueva Cancion juga dianggap penting di negeri-negeri lain. Contohmya di Kuba, gerakan Nueva Cancion diacu sebagai Nueva Trova. Gerakan tersebut mendukung cita-cita revolusi Fidel Castro di Kuba. Penyanyi-penyanyi Kuba menggubah lagu tentang pemerintahan baru, pemerintahan masa depan, yang membantu meningkatkan semangant rakyat agar tetap tinggi, walaupun dalam keadaan sengsara setelah revolusi. Pablo Milenas dan Silvio Rodriguez adalah dua penyanyi/penggubah yang identik dengan Nueva Cancion-nya Kuba. Di negeri-negeri Amerika Tengah, Nueva Cancion malahan sering digunakan untuk tujuan yang bertentangan. Di negeri-negeri tersebut, Nueva Cancion sering digunakan sebagai alat yang sangat ampuh untuk menentang pemerintahan. Sebagai contoh, di Nicaragua dan El Savador, para penyanyi menggubah lagu yang mendukung revolusi.

Walaupun terdapat berbagai ragam bentuk Nueva Cancion, tapi ia selalu merupakan cerminan kecintaan pada rakyat dan tradisi negeri. Kecintaan tersebut sering diungkapkan sebagai oposisi terhadap ketidakadilan dalam masyarakat dan dijadikan alat untuk mengakhirinya. Hidup dan karya Victor jelas menunjukkan karakter Nueva Cancion.

SAJAK TERAKHIR VICTOR

Sajak-sajak tersebut ditulis di stadion Chile, tepatnya di bagian stadion tinju, tempat Victor disiksa dan akhirnya dibunuh. Serpihan kertasnya diselundupkan oleh mereka yang berhasil hidup. Tapi sajak bagi lagunya itu tak selesai, hanya setengahnya, karena kemudian ia dipindah ke ruangan lain stadion dan ditembak berkali-kali oleh senapan mesin di dagunya.

Dalam salah satu baitnya, ia menulis: ”Keheningan dan jeritan adalah akhir laguku.”
”Mereka bisa membunuhnya, tapi mereka tidak bisa membunuh lagunya,” menurut isterinya.


LAGU UNTUK IBUNYA

Te Recuerdo Amanda (Aku Ingat Kau, Amanda) adalah lagu untuk ibunya. Saat Victor tahu bahwa anak perempuannya mengidap diabetes, ia menulis lagu cinta untuk ibunya, Amanda, dan anak perempuannya, Amanda. Lagu itu adalah salah satu lagu yang sangat ia sayangi, dan mengungkapakan pemikirannya tentang keluarga serta cinta. Dalam lagu itu, Victor menggambarkan kesedihan cinta antara ibunya, Amanda dan bapaknya, Manuel (berbeda dengan di lagu lain, ”Bulan itu Selalu Cantik”, yang menggambarkan kehidupan mereka yang lebih ceria). Namun demikian, lagu ini mengungkapkan gagasan-gagasan Victor tentang cinta dalam bentuk indahnya tindakan-tindakan Amanda—berjalan di tengah-tengah hujan untuk menemui suaminya, sederhana saja karena ia mencintainya. Akhirnya lagu ini punya kaitan erat dengan ibunya, Amanda, dan anak perempuannya, Amanda, untuk menggambarkan gagasan Victor tentang keabadian hidup:

Aku ingat kau Amanda/
saat jalanan basah/
lari ke pabrik/
tempat Manuel kerja/
dengan senyum renyah kau/
hujan di rambut kau/
tak ada urusan lain/
kau hanya bergairah menemuinya.

Sekedar lima menit seluruh hidup kau/
ada dalam lima menit/
sirine berbunyi/
saatnya kembali kerja/
dan saat kau berjalan/
kau cerahkan segalanya/
di lima menit itu/
bagai memberi kau bunga/

aku ingat kau Amanda/
saat jalanan basah/
lari ke pabrik/
tempat Manuel kerja.

Dengan senyum renyah kau/
hujan di rambut kau/
tak ada urusan lain/
kau hanya bergairah menemuinya.

Dan Manuel tak ada, 
malah meninggalkannya,
ke gunung mencari nafkah/
tak ada rasa nyeri meninggalkannya/
ia malah lari ke gunung untuk bergelut/
dan dalam lima menit/
semuanya sirna/
sirine berbunyi/
saat kembali kerja/
salah satunya Manuel/

aku ingat kau Amanda/
saat jalanan basah/
lari ke pabrik/
tempat Manuel kerja.

Total Tayangan Halaman


counter web

Categories

Diberdayakan oleh Blogger.

Translate

- Copyright © Diaspora -- Powered by Blogger - Designed by Efrial Ruliandi Silalahi -