Posted by : Unknown


shadia
Shadia Mansour, juga dikenal sebagai “perempuan pertama hip-hop Arab”, adalah seorang penyanyi Inggris berdarah Palestina. Dia mulai menyanyi sejak berusia lima tahun, dan muncul dengan berbagai bahasa di stasiun TV dan radio.
Dalam kunjungannya ke Tepi Barat, Palestina, dia meluncurkan jenis baru dari musiknya. “Ini adalah musik Intifada, sebuah music pemberontakan,” katanya kepada wartawan BBC.
Shadia Mansour dijuluki “perempuan pertama hip-hop Arab, tetapi juga mungkin dia satu-satunya perempuan dalam hip-hop arab.
Penyanyi 24 tahun ini tumbuh besar sebagai rapper di London selatan, tetapi sekarang dia sedang melakukan “tour” di Tepi Barat. Dia dijadwalkan melakukan konser di Bethlehem, Hebron dan Ramallah.

Musik Revolusioner
“Saya berasal dari keluarga revolusioner. Mereka mengajarkan agar saya selalu kembali kepada akarku (Palestina), “ katanya shuhra.com. Setiap musim panas, dia dan keluarganya menghabiskan tiga atau empat bulan di Haifa.
Sejak berumur empat tahun, dia sudah berpartisipasi dalam sebuah aksi protes. “Sejak itu saya mengetahui bahwa salah satu cara untuk protes adalah menyanyi,” katanya.
“Saya selalu merasa dekat dengan tanahku, dan aku merasa sangat dekat dengan itu melalui musik,” ujarnya.
Shadia mengaku, bahwa setiap kunjungannya ke Palestina selalu berdampak pada musiknya, sekaligus keterikatan dengan negerinya dan rakyat yang ada di sana.
Kepada BBC dia mengaku bahwa dirinya sangat terinspirasi kepada penyanyi arab klasik abad 20, seperti artis Lebanon, Fairouz, dan penyanyi Mesir, Mohammed Abdel Wahab. Dia pindah ke music hip-hop setelah remaja.
Tapi apa yang membedakan dirinya dengan kebanyakan rapper Inggris adalah bahwa dia memilih rap dalam bahasa arab, meskipun bahasa Inggris merupakan bahasa pertamanya.
Kepada pemusik hip-hop lokal di Palestina, Shadia berujar, “mereka sangat mengesankan. Hal pertama yang saya perhatikan dari artis hip-hop lokal adalah bahwa music mereka revolusioner—sama seperti saya.”

Sangat Politik
Bagi Shadia, music hip-hop menjadi saluran untuk mengekspresikan nasionalismenya, memunculkan identasnya sabagai bangsa Arab, terutama karena dia terlahir di luar negeri.
Musik Shadia sangatlah politis. Banyak videonya menggambarkan dekade konflik di timur tengah.
Dia bernyanyi ketika serangan besar-besaran Israel terhadap Gaza sejak desember 2008, dimana lebih dari 1.300 warga palestina tewas dan 13 orang Israel.
“Musikku kadang-kadang menyuarakan permusuhan,” katanya. “ini adalah kemarahanku dan perlawananku. Ini adalah perlawanan tanpa kekerasan.”
Di sebuah sekolah musim panas kecil di pusat Hebron, selama bertahun-tahun, sering terlihat adegan kekerasan antara Israel dan Palestina, Shadia bernyanyi di depan anak-anak sekolah yang masih sangat muda.
“Mereka datang dan menghancurkan rumah kami, mereka datang dan membunuh anak-anak kami,” katanya sambil me-rap.

Hip-Hop Sebagai Perlawanan
Shadia tidak sendirian. Ada banyak anak-anak muda Palestina yang mempergunakan music hip-hop sebagai perlawanan budaya. Seperti Katibe 5, grup music yang terdiri dari anak-anak di kamp pengungsian palestina di Lebanon.
Ada pula DARG (Da Arabian Revolutionary Guys), grup hip-hop yang aktif melakukan kampanye luas melawan blockade illegal terhadap Gaza.
Meskipun hip-hop di Amerika telah didominasi oleh konsumerisme, tetapi penyebarannya di beberapa tempat telah melahirkan budaya perlawanan. Di sini, akar dan bentuknya tetap kuat, dari ghetto ke ghetto, sebagai senjata umum untuk perlawanan dan penegasan budaya.

“El Kofeyye 3arabeyye”
Sementara itu, Shadia Mansour akan merilis single pertama dari album mendatang berjudul “El Kofeyye 3arabeyye”, yang liriknya ditulis sendiri oleh dia.
Shadia menjelaskan makna di balik lagu-lagu ini adalah mewakili seledang Arab “Kofeyye/kafiyeh”. Dengan lagu ini, dia kembali mengingatkan sejarah, politik, dan tujuan revolusionernya. Ia menyadari bahwa Kofeyye telah terkomersialisasi dan dieksplosi secara ekonomi di seluruh dunia, namun ia hendak memberi ingatan tentang sebuah simbol.
Lagu ini sudah banyak beredar di Youtube.com dan bisa dinikmati oleh para pencinta music hip-hop perlawanan.

Total Tayangan Halaman


counter web

Categories

Diberdayakan oleh Blogger.

Translate

- Copyright © Diaspora -- Powered by Blogger - Designed by Efrial Ruliandi Silalahi -