- Back to Home »
- PEREMPUAN »
- Vilma Espin: Perempuan Revolusioner Kuba
Posted by : Unknown
Hari itu, Kuba dirundung duka. Salah seorang perempuan revolusionernya telah tiada. Langit Kuba menjadi saksi bisu atas kesedihan rakyat Kuba kehilangan ibu negaranya. Perempuan Revolusioner itu adalah Vilma Espin. Ribuan rakyat Kuba melepas kepergiannya di tahun 2007, tepatnya pada Tgl 18 Juni, di usia 77 tahun. Dengan membawa foto Vilma, ribuan rakyat Kuba berkumpul di Plaza Revolusi Kuba untuk memberikan salah terakhir. Sang Suami, Raul Castro hadir di barisan paling depan, sementara Fidel Castro urung hadir karena kondisi kesehatan yang tidak mengijinkan. Siapakah Vilma Espin ini? Bagaimana kiprahnya?
Vilma Espin bernama lengkap VIlma Espin Guillois yang terlahir pada tgl 7 April 1930 di Santiago de Cuba. Ia lahir dari keluarga pengacara, ayahnya adalah seorang pengara untuk keluarga Bacardi. Vilma kemudian mengenyam pendidikan di Universidad Santiago de Oriente dan setelah lulus memilih belajar di MIT, Boston, jurusan teknik kimia. Vilma menjadi salah satu perempuan Kuba yang mengenyam pendidikan tinggi di jurusan Kimia. Selama kuliah di MIT, ia banyak terlibat dalam aktivitas pengorganisiran dan pada tahun 1956 ia meninggalkan kuliahnya di MIT setelah bertemu dengan Frank Pais di Havana, salah seorang pimpinan revolusi yang melawan kudeta 1952 yang akhirnya mengantarkan Batista kembali berkuasa. Frank Pais lah yang memberi pengaruh besar bagi seorang Vilma Espin untuk juga terjun di dunia aktivis melawan kediktatoran di Kuba.
Pertemuannya dengan Frank Pais mengantarkan Vilma Espin sebagai pemimpin gerakan perjuangan di provinsi Oriente. Perannya tidaklah kecil, Vilma bertugas membawa pesan antara gerakan dan Gerakan 26 Juli yang dipimpin oleh Fidel Castro yang telah pindah ke Meksiko guna merancang invasi di masa depan.
Selama satu tahun pula, Vilma Espin menjadi wakil Pais di Santiago dan mengambil alih posisi Pais setelah Pais terbunuh oleh polisi ketika terlibat dalam aksi massa di jalan. Dengan menggunakan nama bawah tanah “Deborah”, Vilma Espin menjadi kunci gerakan bawah tanah yang berkomunikasi dengan Fidel Castro. Tugasnya di bawah tanah ini adalah pekerjaan yang berbahaya. Lebih berbahaya dari bergerilya karena resikonya yang besar. Vilma harus mengatur dan memastikan pengiriman obat-obatan, uang dan senjata ke pegunungan berjalan lancar dan aman. Ia juga bisa bertindak tegas pada orang yang dicurigai sebagai informan atau mata-mata penguasa. Pada pertengahan tahun 1958, Santiago menjadi tempat yang tidak aman bagi Vilma, sehingga ia harus pergi ke pengunungan dengan pasukan bersenjata yang dipimpin oleh Raul Castro.
Vilma kemudian membantu perjuangan di pegunungan Sierra Maestra setelah gerakan 26 juli kembali ke Kuba dengan yacht Granma. Tugas pembawa pesan diserahkan pada Vilma, karena ia menguasai bahasa Inggris dan kadang menjadi interpreter ketika jurnalis Amerika datang ke pegunungan untuk menulis tentang perjuangan gerilya Kuba Kemudian, Ia dan Raul Castro menikah pada 1959. Pernikahannya dengan Raul Castro ini berlangsung 4 bulan setelah Batista terguling dan Castro bersaudara menjadi penguasa. Meski kemudian, ia akhirnya bercerai dengan Raul Castro namun mereka tetap muncul bersama dan pemerintah Kuba tidak pernah menanyakan status pernikahan mereka. Di acara pemakaman Vilma, tampak mata Raul Castro penuh dengan air mata. Seorang teman menyebut Vilma sebagai seorang gadis yang sederhana, namun kepribadiannya yang kuat membuatnya menjadi seorang pemimpin revolusioner.
Vilma Espin adalah figur revolusi. Fotonya dengan membawa senapan ketika masih bergerilya di pengunungan menginspirasi banyak perempuan. Hal ini merubah gambaran perempuan Kuba pada umumnya. Namun, ia tetap Latar belakang pendidikannya membuat ia memiliki peran publik di pemerintahan baru hasil revolusi. Pada tahun 1960, Vilma Espin mendirikan Federasi Perempuan Kuba dan menjadi presiden organisasi ini hingga ia meninggal. Organisasi ini diakui sebagai organisasi non pemerintah yang memiliki anggota sebanyak tiga setenah juta perempuan. Vilma selama hidupnya menjadi figur internasional dalam memperjuangkan hak – hak perempuan. Dalam Konferensi Perempuan Internasional di Mexico City pada 1975, ia sempat berbicara “Kami telah memenuhi segala hal tentang hak perempuan, yang disampaikan di konferensi ini. Perempuan adalah bagian dari rakyat, dan tanpa bicara tentang politik, anda tidak akan pernah merubah apapun”. Ann Louise Bardach, seorang penulis yang mewawancarai Vilma pada awal tahun 1990an untuk bukuinya “Rahasia Kuba”, menyatakan bahwa Vilma Espin adalah perempuan yang menyadari bahwa dirinya adalah “First Lady Kuba”. Latar belakangnya, pernikahannya dengan tokoh revolusi Kuba serta prestasinya menjadikan Vilma sebagai “First lady Kuba”.
Pada tahun 1986, Espin menjadi perempuan pertama yagn terpilih sebagai anggota Polit Biro Partai Komunis Kuba, sebuah badan pengambil keputusan tertinggi di Kuba. Meski posisi ini ia raih di akhir karirnya, dan terkesan terlambat, namun posisi itu adalah buah dari kerja kerasnya semenjak menjadi pimpinan perjuangan gerilya di tahun 1950an menggulingkan kediktatoran Batista. Selain dikenal sebagai pejuang gerilya, Vilma Espin juga dikenal sebagai seorang organisir dan diplomat. Vilma Espin adalah sosok diplomat yang ideal bagi negaranya setelah Castro berkuasa pada tahun 1959. Selama lebih dari 4 dekade, Vilma Espin memegang peran sebagai ‘first lady Kuba” (ibu negara Kuba) setelah Fidel bercerai.
Peran Vilma Espin sendiri dalam gerakan perempuan terbilang besar. Ia meningkatkan derajat perempuan di dalam masyarakat dengan mengupayakan kesetaraan antara lelaki dan perempuan. Ia menyuarakan agar ada kebijakan kesehatan dan perawatan anak serta kebijakan pendidikan bagi perempuan. Ia bahkan berhasil meloloskan Undang-Undang Keluarga Kuba di tahun 1975 yang menyatakan bahwa lelaki juga memiliki kewajiban yang sama dengan perempuan di dalam keluarga seperti merawat anak. Namun demikian, masih beberapa hal yang belum bisa dicapai oleh gerakan perempuan Kuba. Dalam bukunya, Ann Fergusson menulis bahwa di Kuba untuk ukuran negeri dunia ke tiga telah berhasil menerapkan sistem pendidikan gratis yang memberi akses bagi perempuan untuk menjadi pekerja di bidang teknik dan menempati bidang profesional, namun posisi pekerjaan tertinggi seperti manager, supervisor masih banyak ditempati kaum lelaki meski secara hukum sudah dilabeli sebagai pekerjaan feminin.
Pada tahun 2000, Vilma tampil sebagai juru bicara ketika anak Kuba berusia 6 tahun, Elian Gonzales, kembali kepada ayahnya di Kuba. Seperti yang diberitakan media, anak lelaki ini menjadi fokus pemberitaan internasional terkait pertikaian kuba dan Amerika Serikat. Pengaruh Vilma Espin semakin besar di negeri itu ketika Raul Castro diserahi tugas kepresidenan pada bulan juli 2006. Tahun itu, Fidel Castro menyerahkan kekuasaannya kepada Raul Castro setelah operasi ganda yang dijalaninya. Vilma Espin dan Raul Castro dianugerahi 4 anak. Salah satunya adalah Mariela Castro Espin, Kepala Pusat Nasional Kuba untuk Pendidikan Seks. Di tahun yang sama, tahun 2000, ia berkesempatan mengunjungi Panama, dimana ia menghadiri peretemuan menteri perempuan dalam mengadopsi dan menerapkan kebijakan terkait perempuan. Pertemuan ini merupakan persiapan bagi Pertemuan Amerika – Ibero ke 5, yang diadakan pada tahun itu di Panama. Ia juga turut menghadiri hari ke dua Pertemuan Dewan Umum PBB yang menganalisa hasil promosi hak perempuan antara tahun 1995 sampai 2000. Pada acara itu ia menyampaikan dampak negatif dari kebijakan neo liberal melalui IMF pada nasib perempuan. Dalam kesempatan itu ia menyampaikan betapa pentingnya kemandirian ekonomi dan politik untuk mempertahankan kedaulatan rakyat.
Di tahun 2001, ia juga sempat berkumjung ke Venezuela dalam rangka menghadiri pertemuan Institut Perempuan Nasional Amerika Latin. Institusi Venezuela mengundangnya sebagai pegiat hak perempuan, sebagai sosok perempuan yang aktif memperjuangkan hak perempuan Amerika Latin. Di tahun yang sama dewan Kuba memberinya gelar sebagai pahlawan perempuan Republik Kuba.
Kematian Vilma Espin membuat dunia merasa kehilangan, bukan hanya rakyat Kuba. Banyak negara yang menyampaikan duka citanya, salah satunya adalah dari Senat Chamber, Canada bernama Hon Anne C.Cools. pidatonya akan kita simak setelah yang satu ini. masih di marsinah 106 FM.
Dengan hormat, perkenankanlah saya memberikan penghargaan kepada istri Raul Castro, yaitu Vilma Espin, seorang individu manusia yang luar biasa, yang meninggal di Havana, Kuba, pada hari Senin, 18 Juni di usianya yang ke 77.
Vilma Espin adalah sosok perempuan yang independen dan terhormat. Ia adalah salah satu perempuan Kuba pertama yang belajar di universitas dengan jurusan kimia, dan ia meneruskan studinya di MIT, Amerika Serikat. Pada tahun 1959, Vilma Espin menikah dengan Raul Castro, seorang menteri dan adik dari Presiden Kuba, Fidel Castro. Mereka telah memiliki 4 anak. Raul Castro adalah Menteri Pertahanan Kuba dan kemudian menjadi Presiden Kuba.
Sebagai anak perempuan dari keluarga kaya yang bekerja di Bacardi Rum, Vilma justru lebih memilih menjadi pendukung Revolusi Kuba 1959. Pada tahun 1960, Presiden Fidel Castro memintanya membentuk Federasi Perempuan Kuba, sebuah organisasi yang beranggotakan 3,5 juta perempuan, dan menjadi kekuatan politik utama di Kuba dan kemudian ia menjadi anggota Dewan Kuba.
Sebagai bagian dari perempuan Caribbean, saya menghargai anak perempuan Kuba ini, perempuan ini adalah perempuan Karibbean, saya menghargai kontribusinya atas capaian perjuangannya terhadap perempuan dan kemanusiaan.
Sangat menarik, baru beberapa Minggu lagu, saya menghadiri pertemuan Duta Besar Kuba untuk mengunjungi dua perempuan Kuba, anggota dari dewan Kuba, keduanya adalah Dr. Pura Concepción Avilés Cruz dan Dr. Danay Saavedra Hernández, nama Vilma Espin selalu muncul.
Perjalanan Vilma Espin sudah selesai, tugasnya sudah selesai. Aku mengirimkan surat duka cita ini kepada keluarganya, kepada Presiden Raul Castro, kepada Fidel Castro, kepada Pemerintah Republik Kuba dan rakyat Kuba, pulau terbesar di Karibia. Semoga ia beristirahat dalam damai dan selalu diingat.
Ya, benar. Vilma Espin akan selalu dikenang sebagai perempuan revolusioner yang tidak gentar memperjuangkan hak perempuan dan rakyat. Tidak hanya perempuan di negerinya namun juga perempuan dan rakyat dunia.
Posting Komentar